Tasfm.com – Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan kompetensi hasil belajar dari pembelajaran nonformal, informal, dan pengalaman kerja ke capaian hasil belajar pembelajaran formal.
Yaitu, berupa pembebasan sejumlah mata kuliah atau perolehan satuan kredit semester (sks) untuk melanjutkan studi di Perguruan Tinggi (mahasiswa yang diterima hanya diwajibkan mengikuti beberapa mata kuliah yang tidak memperoleh pengakuan).
Weda Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Kaprodi Penjaskesrek) Universitas Nusantara PGRI Kediri mengatakan, Ahamdulillah pada tahun 2024 kemarin di PON Aceh kita mendapatkan 12 medali.
“Dari atlet-atlet Kota Kediri dan sekitarnya, kita fasilitasi dengan namanya rekognisi pembelajaran langsung (RPL),” ungkapnya
“Rpl, juga berarti pengakuan prestasi yang bisa ditransaksikan kepada mata kuliah, juga ada perhatian khusus dari Wakil Rektor satu untuk mendapatkan sedikit bantuan finansial, agar atlet bisa meraih prestasi,” sambung Weda menerangkan.
Selanjutnya, untuk total atlet selama tahun 2024 ada 27 atlet berprestasi baik tingkat Nasional maupun tingkat Internasional, yang Internasional kemarin ada tiga atlet satu dari Kota Kediri.
“Norita Monica, atlet renang mendapatkan 4 medali, dua emas dan 2 perunggu, Mariska Yunita Sari, atlet atletik Kota Kediri mendapatkan 1 medali perak, sedangkan M. Arif dari Probolinggo, juga atlet atletik mendapatkan 1 medali perak,” bebernya.
Kemudian, Ardaraya dari cabor angkat besi, Alhamdulillah kemarin juga mendapatkan TC di ragunan setelah itu mengikuti trial di China, selanjutnya mendulang prestasi mendapatkan medali di Qatar.
“Alhamdulillah semua atlet, studinya juga lancar walaupun dengan proses yang agak berat dan melelahkan karena ada proses daring,” pungkasnya.
Disisi lain, Eko Agus Koko Ketua Umum KONI Kota Kediri turut bersyukur kepada UNPGRI Kediri, khusus prodi Penjaskesrek.
” Ya, Alahamdulillah selama ini UNPGRI Kediri sangat membantu atlet- atlet yang sudah tergabung dalam KONI Kediri, untuk meraih prestasi dan akademisi,” tegasnya.
Diketahui, apabila nanti ada atlet yang masih berkeinginan untuk mengembangkan potensi akademik bisa bergabung di UNP Kediri, disitu ada sebuah fasilitas mahasiswa yang menjadi atlet yang tergabung dalam KONI Kota Kediri maupun di sekitar Kota Kediri itu bisa menghubungi pihak prodi.
Setelah itu, Prodi akan kondisikan terkait dengan mata kuliahnya, mem fasilitasi dengan mata kuliah versi dari penjas, contohnya pas jeda latihan bisa hadir, bisa juga mengikuti secara luring. Perkuliahan bisa sore maupun malam hari, baik daring dari maupun luring dengan dosen yang ramah di Indonesia, engan pembelajaran yang berbeda.
Jadi, untuk atlet di KONI yang masih ingin berprestasi di bidang akademis maupun non akademis bisa di fasilitasi, sehingga dua kegiatan ini bisa berjalan beriringan. Pasca tidak menjadi atlet lagi istilahnya sudah gantung sepatu, bisa memanfaatkan ijazahnya untuk bisa mencari pekerjaan yang lebih baik. (*)
Reporter : Achmad Fitriyadi