Tasfm.com – Maraknya kasus perundungan yang terjadi belakangan ini menginisiasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri untuk menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Sekolah Ramah Anak, Selasa (16/7).
Kegiatan yang disisipkan dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) di Aula MtsN 1 Kediri ini dibuka langsung oleh Kepala DP3AP2KB Arief Cholisudin Yuswanto. Disampaikannya, sosialisasi yang diikuti 300 peserta didik baru ini dilaksanakan sebagai langkah antisipasi pencegahan kasus perundungan di sekolah agar tercipta situasi yang kondusif, aman dan ramah anak. Hal ini diamanatkan pula dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
“Sosialisasi ini merupakan program wajib dari pemerintah, dimana kegiatan MPLS harus diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif. Untuk itu kita sampaikan materi mengenai Pencegahan dan Penanganan Kekerasaan di lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP) agar nantinya terwujud sekolah yang ramah anak dan nyaman bagi peserta didik,” terangnya.
Sekolah harus dapat menjamin perlindungan anak dari semua bentuk kekerasan dan perundungan. Untuk itu melalui sosialisasi yang disampaikan, Cholis ingin memberikan pengertian kepada anak-anak untuk saling menyayangi, mendukung, membantu, dan menghindari hal-hal yang bersifat perundungan kepada siapapun khususnya teman sebaya. Lebih lanjut Cholis mengatakan Perundungan merupakan tingkah laku yang tidak menyenangkan dari seseorang baik berupa verbal, fisik ataupun sosial yang dilakukan di dunia nyata dan maya yang dilakukan perseorangan maupun kelompok. “Ketika melakukan pelanggaran pasti ada konsekuensinya, itu yang kita ingin ingatkan kepada semua anak agar tidak sampai terjadi. Kalian harus menjadi pribadi yang baik, menghindari perundungan pada teman dan harus berani melaporkan ketika menerima perundungan agar tidak ada korban,” himbaunya.
Dengan demikian, jika hal tersebut dapat dilakukan oleh semua satuan pendidikan maka dapat mewujudkan sekolah ramah anak di Kota Kediri. “Sekolah ramah anak ialah sekolah yang bisa memberikan lingkungan yang nyaman, aman, asri bagi tumbuh kembang anak serta mendukung anak menjadi pribadi yang merasa terlindungi. “Mari kita semua berkolaborasi untuk mewujudkan sekolah ramah anak yang bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri, dan nyaman,” imbuhnya.
Ditemui di kesempatan yang sama, Plt Kepala MTsN 1 Kota Kediri Khoiru Ni’am mengaku senang dan berterima kasih atas terselenggaranya sosialisasi tersebut. Ia berharap, apa yang sudah disampaikan dapat bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ke depan.
Sebagai langkah antisipatif pencegahan perundungan di masa MPLS, Ni’am mengaku pihaknya telah membekali seluruh panitia untuk melakukan MPLS sesuai juknis dan prosedur dari Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama. Sehingga dalam penyelenggaraan MPLS selama enam hari ke depan, peserta didik baru akan mengikuti beragam kegiatan seperti moderasi beragama, wiyatamandala, pengenalan tata tertib madrasah, pengenalan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstra di madrasah. “Kita sudah memberikan peringatan dan himbauan kepada seluruh panitia agar selama Matsama ini peserta didik baru tidak terlalu banyak dibebani sehingga anak-anak merasa nyaman dan senang dalam mengikuti setiap proses Matsama,” ungkapnya.
Ni’am berharap kegiatan ini bisa menciptakan suasana kebersamaan dan keakraban bagi seluruh anak sehingga tercipta suasana harmonis dan mencegah terjadinya perundungan. ” Dalam proses belajar mengajar pun bapak/ibu guru juga menyisipkan himbauan kepada seluruh anak untuk tidak melakukan perundungan, itu juga merupakan salah satu upaya kita untuk mewujudkan sekolah ramah anak,” tegasnya.