
Tasfm.com – Warga Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri. Mengeluhkan pembangunan proyek tol Kediri-Tulungagung yang berdampak langsung pada permukiman. Selain kebisingan dan polusi, getaran dari pemancangan paku bumi dikhawatirkan merusak rumah-rumah warga, terutama yang berusia tua dan tanpa struktur beton yang kuat.
Salah satu warga, Uli (65) ia meminta agar kompensasi tidak hanya berupa materi, tetapi juga mencakup fasilitas lain seperti tes kesehatan gratis, terutama bagi lansia yang terdampak. Keluhan tersebut disampaikan saat sosialisasi kompensasi yang digelar di Balai Kelurahan Mojoroto, Jumat (14/02) pagi.
Selain itu, kata Uli, meski mendukung proyek karena termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), namun pekerjaan berlangsung sampai malam, suara genset terus berdengung, dan bau solar menyebar membuat lingkungan nya terganggu.
“Kami mendata 21 rumah terdampak, tapi yang disurvei sampai saat ini hanya tiga rumah. Batas penerima kompensasi juga tidak jelas. Jika rumah sebelah tidak dapat, padahal berdempetan, bukankah itu bisa menimbulkan masalah?,” jelasnya.
Sementara itu, Lurah Mojoroto, Achmad Koharudin, mengkonfirmasi bahwa pihak PT LMA melalui tim humas telah berjanji memberikan kompensasi berupa sembako. Selain itu, akan dibentuk posko Satgas Aduan untuk menampung keluhan warga dan menindaklanjuti perbaikan kerusakan rumah akibat proyek.
“Pendataan awal sekitar 360 KK. Warga memang juga meminta dipekerjakan, tetapi hingga saat ini baru beberapa yang diterima sebagai tenaga keamanan. Permintaan tenaga non-skill dari warga sudah kami teruskan ke PT LMA,” jelas Koharudin.
Masih kata Koharudin, mulai tanggal 21 Februari rencananya sembako sudah tersalurkan juga digelar pertemuan rutin tiap minggu tim satgas untuk melaporkan keluhan warga agar segera ada tindak lanjut.
Disi lain, Alfi, perwakilan humas PT LancarJaya Mandiri Abadi (LMA), mengakui bahwa kompensasi masih dalam tahap pembahasan.
“Kesepakatan nya masih belum ada, perlu dibentuk tim terlebih dahulu dari pihak kelurahan,” kata Alfi singkat.
Untuk diketahui, sosialisasi ini bertujuan upaya dampak langsung dari pemancangan paku bumi yang berpotensi membahayakan rumah-rumah lama. Agar pelaksana proyek lebih memperhatikan keselamatan warga. Rumah yang hanya berbahan batu bata tanpa semen, rumah kuno.
Jika terjadi getaran besar, jangan sampai ada korban baru ada tindakan. Setidaknya penghuni rumah diberi peringatan untuk keluar dulu saat proses pemancangan. (*)
Reporter : Achmad Fitriyadi