Tasfm.com – Pedagang loak trotoar di Jl. Patiunus dan Jl. Sriwijaya Kota Kediri main “petak umpet atau kucing kucingan”,ini dilakukan karena urusan perut demi mencari nafkah keluarganya dikala ada dari pihak Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP ) lakukan operasi penertiban.
Wahyu Agus Santoso pedagang loak trotoar Jl Patiunus kepada jurnalis tasfm.com mengeluhkan kebijakan Pemerintah Daerah Kota Kediri ( Pemkot Kediri ),Sabtu ( 10/2 ).
“Saya sudah 4 tahun ini kembali berjualan disini,meskipun dengan cara kucing kucingan .”ujarnya
Pria yang asli setono betek ini mengakui bahwa dengan berjualan di trotoar jelas menentang aturan Pemerintah.
Dengan demikian ia mempersiapkan dengan cara bongkar pasang dagangannya bila sewaktu waktu dilakukan operasi penertiban oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja Kota Kediri ( Satpol PP ),
“Ini urusan perut mas,saya lakukan demi menafkahi keluarga ku.”jelasnya
Santoso berharap pihak pemerintah memperhatikan pedagang kaki lima,sebelumnya dia sudah menempati lapak yang disediakan Pemkot Kediri di pasar loak kaliombo,karena sepi pengunjung pendapatan jadi menurun,dia kembali lagi berjualan di trotoar Jl.Patiunus.
“Tolong pihak Pemkot memperhatikan rakyat kecil,berikan fasilitas kepada pedagang loak.”harapnya
Dikarenakan kurangnya dukungan dari pihak Pemerintah Kota Kediri terhadap pedagang loak khususnya,hampir separo dari data 300 pedagang yang menempati pasar loak kaliombo menjadi 100 pedagang loak kembali lagi berjualan di bahu jalan Jl.Sriwijaya dan Jl.Patiunus Kota Kediri.
Terpisah Panji Lurah Kelurahan Jagalan beberapa kali dihubungi lewat selulernya untuk dimintai konfirmasi sampai berita ini ditayangankan tidak diangkat.*
Reporter : Achmad Fitriyadi