
Tasfm.com – Melangkahkan kaki di Kota Kediri yang terletak di sebelah Barat Daya Propinsi Jawa Timur menjadi kebahagian tersendiri bagi para wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Secara geografi kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian yaitu Wilayah Barat Sungai Brantas kecamatan Mojoroto, sedangkan Wilayah Timur Sungai Brantas terdiri dari Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren. Di wilayah Kecamatan Mojoroto ada Kampung Wisata yang berdiri sejak tahun 1950 an tepat berada di barat Sungai Brantas adalah Kampung Wisata Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, kita bisa melihat langsung proses pembuatan tenun ikat secara tradisional.
Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, KI & Syariah KPwBI Kediri Chandra Sulistyo Rahardjo mengatakan dengan keistimewaan yang dimiliki Tenun Ikat Bandar, KPwBI Kediri selalu mendukung pengembangan dan promosi melalui berbagai program, (Senin 20/10/2025)
‘’pelatihan dan pendampingan terhadap pengrajin tenun dilakukan KpwBI Kediri sejak tahun 2021 Pelatihan Diversifikasi produk UMKM pendukung pariwisata, tahun 2022 Pelatihan Korporatisasi dari KUB menjadi Koperasi Bankid, tahun 2023 Capacity Building Pelatihan Pewarnaan oleh Wignyo Rahadi,’’
Menurut Chandra Capacity Building bersama Wignyo Rahadi memberikan banyak pengalaman bagi para pengrajin tenun karena banyak ilmu yang didapat berkaitan dengan kualitas desain, produksi, sehingga motif khas kediri mampu bersaing dengan tenun dari daerah lain. Disisi lain Bank Indonesia juga memfasilitasi Tenun Ikat dalam event local maupun nasional diantara Dhoho Street Fashion (DSF), Showcasing Fesyar Jawa tahun 2021 – 2025, Showcasing KKI tahun 2022 – 2024, Jakarta Fashion Trend pada tahun 2023, serta Showcasing KKM tahun 2023 – 2005 dengan harapan untuk memperluas jangkauan pasar.
Masih menurut Chandra Bank Indonesia Kediri sampai saat ini terus memberikan support terhadap produk unggulan kota Kediri Tenun Ikat Bandar mulai dari Hulu (Produksi) hingga Hilir (pemasaran) untuk memastikan kualitas dan kuantitas tenun Ikat terus meningkat.
.Sementara itu Owner Tenun Ikat Medali Mas Siti Ruqoyah mengatakan memulai usaha Tenun Ikat sejak Tahun 1989 dengan berbagai motif dan ukuran,
“saya bersama suami memulai usaha tenun sejak tahun 1989, sudah banyak motif yang dihasilkan, motif tirto, tirto terjo, ceplok, garis miring, lung, salur tumpalan dll,’’ ujarnya
Setiap harinya Tenun Medali Mas mampu memproduksi sekitar empat puluh lembar kain tenun, dengan harga bervariasi mulai Rp 225.000,- untuk jenis katun, Rp 500.000,- jenis semi sutra, serta Rp 750.000 untuk jenis sutra, dalam setiap bulannya Siti mampu meraih Omzet kurang lebih sebesar Rp 225.000.000, saat ini Siti terus mengembangkan usahanya dengan menambah alat tenun sehinggat omsetnya kian bertambah.
Menurut Siti keberhasilan Tenun IkatMedali Mas Kota Kediri berkat support dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kediri yang selalu memberikan pendampingan, pelatihan, serta memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) beserta Mesin Gulung Benang, sehingga mempercepat proses produksi. Produksi semakin banyak yang pada akhirnya omzetpun meningkat.(Elsa)