
Tasfm.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat literasi keuangan di kalangan generasi muda melalui kegiatan OJK Mengajar yang kali ini dilaksanakan di Universitas Islam Kadiri (UNISKA) Kediri, Jumat (17/10), dengan tema “Kiprah Lembaga Pembiayaan bagi Kemajuan Ekonomi Nasional”.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, serta Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari, Direktur Pengawasan PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis, Horas Tarihoran, dan Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri. Dari pihak universitas, kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor II UNISKA Kediri, Dr. Nisa Mutiara, S.Sos., M.Si., yang hadir mewakili Rektor.
Dalam sambutannya, Nisa Mutiara menyampaikan apresiasi atas sinergi antara OJK dan dunia pendidikan
dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan mahasiswa.”Melalui kegiatan ini, kami berharap mahasiswa mampu memahami lembaga pembiayaan yang legal dan logis, sehingga dapat terhindar dari praktik keuangan ilegal serta mampu mengelola keuangan dengan bijak,” ujarnya.
Dalam paparannya, Agusman menjelaskan bahwa sektor pembiayaan memiliki peran strategis sebagai penggerak aktivitas ekonomi riil, pendukung pembiayaan produktif, serta pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Hingga Agustus 2025, total aset industri pembiayaan mencapai Rp 1.046,94 triliun, dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 967,59 triliun, meningkat 4,35 persen (yoy). Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 160,63 triliun atau 30,15 persen disalurkan kepada sektor UMKM, mencerminkan komitmen industri pembiayaan dalam mendukung pelaku usaha kecil dan menengah di seluruh Indonesia.
Agusman juga menyoroti peran sektor pembiayaan dalam mendorong keuangan berkelanjutan (sustainable finance) melalui dukungan terhadap ekosistem kendaraan listrik.

“Per Agustus 2025, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik mencapai Rp 19,45 triliun dengan lebih dari 285 ribu kontrak. Ini menunjukkan komitmen nyata industri pembiayaan dalam mendukung transformasi menuju ekonomi hijau,” jelasnya.
Selain itu, Agusman menjelaskan fenomena pertumbuhan pembiayaan digital, termasuk skema Buy Now Pay Later (BNPL) yang menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 79,91 persen (yoy) dengan baki debet Rp 18,22 triliun, disertai rasio NPF Gross 2,92 persen, masih jauh di bawah ambang batas 5 persen.
Lebih lanjut, Agusman menekankan pentingnya prinsip “legal dan logis” dalam bertransaksi keuangan. “Legal berarti lembaga tersebut terdaftar dan diawasi oleh OJK, sedangkan logis berarti masyarakat menggunakan layanan keuangan sesuai kebutuhan dan kemampuan finansialnya,” ujar Agusman di hadapan ratusan mahasiswa UNISKA.
Kegiatan OJK Mengajar di Kediri juga menjadi wadah interaktif antara OJK dan mahasiswa, dengan sesi tanya jawab seputar peluang pembiayaan UMKM, pinjaman daring, dan tips mengenali lembaga pembiayaan resmi. Melalui kegiatan ini, OJK berharap mahasiswa m semakin memahami peran strategis sektor pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta pentingnya perilaku keuangan yang cerdas, legal, dan logis di era digital. (*)
Reporter : Panji Achmad Chaplin

